CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Keindahan Sejati

Benar kata sebuah syair,

Keindahan sejati bukan seperti tampaknya
Keindahan sejati ada didalam hakekat
Karna yang terlihat sering keliru & menyesatkan
Sesungguhnya mata hati adalah sang tampama
Lilin kecil yang senantiasa terlupakan
Sang penuntun yang selalu dirindukan
Tempat Sang Khalik anugerahkan CintaNYA

Dan,
Aku berharap pada para sahabat
Untuk melihat kedalam diri ini . . .

Sekedar contoh,
Klik utk membesarkan gambar, fokuskan mata pada belakang gambar.
Pelan2 akan tampak keindahan sejati yg tak tampak di permulaan.
Gambar apa yach ? Silahkan berikan sebuah jawaban di buku tamu.

Berikutnya ada sebuah pesan didalamnya,
jawaban banyak soal & cobaan kehidupan yang terkadang tak mampu utk kita pecahkan ada didalamnya. Gambar apa yach ? Kutunggu jawabannya di buku tamu.
Ini contoh lain bahwa beda sudut pandang akan tampak 2 persepsi berbeda :

Nah, mulai hari ini dan seterusnya,
bukankah yg paling bijak adalah
Memandang segalanya dengan banyak sudut berbeda ?
Dengan semua kelebihan nikmat yang tlah di DIA anugrahkan pada kita,
Mata dzahir, hati & rasa.
Setujukah kawan ?

Untuk Seorang Sahabat


Untuk sahabatku di Malang yang terdiam gundah, maafkan aku
Bukan kusesali pertemuan kita, karna ini kehendakNYA
Andai aku boleh berharap, harusnya kita tak pernah bertemu lagi
Kini akupun hanya terdiam dalam takdirNYA
Seperti yang kau ungkap dalam syair indahmu ini

~
~ ~ ~
~

" Yang tak pernah kuingin kini terjadi lagi
Jiwa ini mengalir dalam indahnya syair
Yang bukan sekadar Cinta . . .
Jadi,
Kuingin kau nyanyikan syair Rossa ini untukku . . . hanya itu "
Karna,


Jika cinta tak dapat kembalikan engkau padaku dalam kehidupan ini,
Pastilah cinta akan menyatukan kita dalam kehidupan yang akan datang . . .

YAA ALLAH
Kau tempatku meminta
Kau beriku bahagia
Jadikan aku selamanya
Hamba-Mu yang slalu bertakwa
Ampuniku Ya Allah
Yang sering melupakan-Mu
Saat Kau limpahkan karunia-Mu
Dalam sunyi aku bersujud
Afgan '08

Terimakasih YAA RABB
Kini Kau Uji aku
Dengan Cinta Tak Bertepi . . .

( Malang, Rabu Dini, 2 Des' 2008)

~ ~ ~
~

Hitech : Mau Doonk Hamil Lagi ! . . .

~ Pembuahan Lewat Teknologi Canggih ~

Anda telah mencoba segala cara yang alami, tetapi masih belum berhasil menjadi seorang ayah. Jangan buru-buru menyerah. Dalam banyak kasus, banyak ahli yang dapat memastikan masalah anda sesungguhnya kemudian mengatasi masalah kemandulan anda dengan kemajuan-kemajuan dramatis dalam bidang pengobatan dan pembedahan.

Sesungguhnyalah, lebih dari separuh pasangan yang meminta pertolongan ini akhirnya berhasil. andaikata anda berada di Amerika, di sana ada RESOLVE, sebuah kelompok pendukung bagi pasangan-pasangan tidak subur, yang dapat merujuk anda ke spesialis terdekat dari tempat tinggal anda. Tulis saja surat ke 1310 Broadway, Somerville, MA 02144-1731.

Lalu apa yang akan diperbuat oleh dokter itu? Sesudah melakukan pengujian yang saksama, ia mungkin meresepkan obat-obat penyubur seperti clomiphene (Clomid) untuk merangsang produksi sperma lebih banyak. Apabila anda mempunyai varikokel atau vas deferens anda tersumbat, la mungkin menganjurkan pembedahan untuk mengoreksi keadaan itu.

Dalam beberapa kasus, seperti ketika seorang pria cenderung memproduksi antibodi terhadap sperma atau tidak bereaksi terhadap obat-obat penyubur, dokter akan menganjurkan salah satu di antara banyak metode pembuahan yang canggih. Cara ini mahal sekali, padahal tidak ada garansi untuk keberhasilannya, maka banyak pasangan, seperti Scott dan Karen Read, memilih adopsi saja.

Berikut contoh beberapa pilihan teknologi canggih paling sukses.

Inseminasi buatan. Dalam hal ini semen dimasukkan langsung ke dalam vagina atau uterus. Apabila sperma sang pria terbukti lemah, pasangan itu dapat mempertimbangkan penggunaan sperma donor.

In vitro fertilization (IVF) atau pembuahan dalam tabung. Telur melalui operasi dipindahkan dari ovarium si wanita, ke sebuah cawan petri dan dicampurkan dengan sperma sang ayah agar pembuahan terjadi. Setelah inkubasi selama dua hari, biasanya beberapa telur yang telah dibuahi (disebut embrio) ditaruh ke dalam uterus.

Gamet intrafallopian transfer (GIFT). Telur dan sperma (gamet) dimasukkan ke dalam saluran telur dengan harapan bahwa di situ pembuahan akan terjadi.


Zygote intraf llopian transfer (ZIFT). Seperti dalam IVF, telur dan sperma disatukan dalam sebuah cawan petri lalu diinkubasikan selama dua hari. Akan tetapi, alih-alih ditempatkan dalam uterus, embrio, atau zigot, ditempatkan di saluran telur. Dari sana telur yang telah dibuahi akan menempuh perjalanan alami sampai ke rahim dan menetap di situ. Kelebihan dari prosedur ini dibanding GIFT adalah kita yakin bahwa pembuahan telah terjadi.

Zona drilling. Dalam teknik ini, dokter bedah menggunakan bahan kimia, sinar laser atau sebatang jarum untuk membuka lapisan luar telur, atau zona pellucida, sedemikian sehingga sperma lebih mudah menembusnya.

Microinjection. Dalam prosedur ini, yang masih dalam tahap eksperimen, sebatang jarum tipis digunakan untuk memasukkan sebuah sperma ke dalam telur.

Sumber : www.konseling.net

Menangani Depresi Para ABG

$#!@#@! Berbagai Persoalan Remaja $#@~@

Orang bilang, masa remaja itu masa yang paling indah. Pernyataan ini bisa benar bisa juga tidak tergantung dari kaca mata yang melihat dan mengalaminya. Namun ada beberapa persoalan yang biasanya dialami ABG, alias Anak Baru Gede, sebagai implikasi dari pertumbuhannya. Persoalan ini bisa dibilang unavoidable problem namun belum tentu tidak bisa di selesaikan. Persoalan yang unavoidable dan unresolved itu lah yang membuat remaja bisa tenggelam dalam depresi. Mari kita simak, apa saja persoalan yang dihadapi remaja.

Panggilan menemukan jati diri

Remaja adalah masa transisi perkembangan fisik dan mental yang terjadi antara masa anak-anak dan masa dewasa. Kalau kembali lagi ke teorinya Erik Erikson, masalah yang paling dekat dengan para remaja adalah search for identity (dorongan untuk unjuk diri, pencarian identitas) dan role confusion (menghadapi kebingungan peran). Remaja di sini, menurut Erikson, adalah anak yang sudah mulai masuk umur 12 sampai 18 tahun (Human Development, James W. Wander Zender, 1989).

Satu sisi, mereka punya dorongan untuk menunjukkan siapa dirinya, tetapi di sisi lain, mereka belum memiliki kemampuan untuk membuktikan siapa dirinya. Mereka ingin dipandang, tetapi orangtua belum memiliki alasan untuk memandangnya. Mereka ingin dibebaskan, tetapi orangtua masih meragukan konsistensinya. Inilah yang kerap memicu bentrokan dalam keluarga. Bentrokan ini yang memicu stress yang dialami remaja. Jikalau persoalan ini berlarut-larut dan tidak ada jalan keluar yang tepat, tidak tertutup kemungkinan remaja itu bisa mengalami depresi.

Urusan cinta

Masalah lainnya adalah urusan cinta (puberty). Mau kita menyebutnya cinta monyet atau cinta apa, mereka berhadapan dengan persoalan ini. Apesnya, tidak semua remaja dibekali persiapan menghadapinya. Banyak kaum ibu yang dibikin pusing tujuh keliling karena memikirkan anaknya yang jatuh cinta, sms tengah malam, mbolos sekolah, atau membengkakkan tagihan telepon rumah. Lebih-lebih jika si anak jatuh cintanya pada teman yang menurut orang tua "kurang pas" bibit-bebet-bobot nya. Akan lebih ruwet lagi jika mereka sudah menjalin hubungan yang sangat jauh dari perkiraan kita. Ruwetnya urusan cinta juga termasuk sumber masalah.

Secara Psikologi, munculnya semarak bercinta pada remaja itu bisa ganda. Ada yang positif dan ada yang negatif. Yang positif misalnya: mereka bisa merasakan sensasinya cinta, cinta menyemangati pertumbuhannya, memunculkan kemerdekaan dalam hidupnya, menghadirkan dukungan, dorongan, dan perlakuan yang menyenangkan, dan yang lebih penting lagi, cinta membuat mereka merasa menjadi orang penting dan spesial. Sedangkan yang negatif antara lain: cinta memunculkan cemburu, dendam, posesivitas, dorongan ingin mengendalikan kebebasan pasangan, depresi, dan mengundang potensi bunuh diri karena ketakutan atau kekhawatiran akan kehilangan orang tersayang (Psychology & Life: Philip G. Zimbardo, 1979)

Tuntutan prestasi

Hal lain yang juga ikut menjadi sumber masalah remaja adalah standar prestasi yang terlalu tinggi dan terlalu mengancam dirinya, entah itu yang ditetapkan orangtua, lembaga atau lingkungan. Sekedar untuk masukan, kata para aktivitas anak, sekarang ini banyak remaja dari keluarga ekonomi menengah-bawah yang cepat stress atau depresi karena terlalu sering disuguhi tayangan yang menunjukkan kemewahan materi. Secara mindset, jika tanpa bimbingan, mereka mudah berpikir kalau tidak kaya dan tidak mewah, hidup ini tidak ada harganya. Low self esteem adalah persoalan yang gampang memicu stress.

"Lho, apa tidak boleh kita memberikan standar prestasi yang tinggi pada anak? Bukankah itu malah bagus?" Kalau melihat di prakteknya, ini bisa sangat bagus dan bisa berpotensi untuk kurang bagus (minimalnya untuk periode tertentu). Bagus dan kurang bagusnya seringkali bukan tergantung pada tingginya standar prestasi, melainkan tergantung model pola asuh yang kita terapkan.

Jika standar yang tinggi itu kita maksudkan untuk menyemangati tekad dan visinya dalam berprestasi, kita sesuaikan dengan kelebihan, perkembangan, dan keadaan (anak dan orangtua), plus kita sediakan ruang untuk melatih kemandirian, tanggung jawab, dan kebebasannya, ini sangat bagus. Bukti-buktinya mudah kita temukan di lapangan. Menurut teori parenting-nya, ini biasa disebut dengan istilah otoritatif. Orangtua punya posisi kuat untuk menegaskan arahan, namun tetap memberikan ruang kreativitas untuk si anak agar meng-eksplorasi potensinya. Istilah jawa-nya, orangtua memegang kakinya dan membebaskan kepalanya.

Yang sering menimbulkan stress, atau bahkan depresi, adalah ketika standar prestasi yang tinggi itu dipatok dari atas demi tuntutan persaingan orang dewasa. Ini mungkin mirip seperti seorang pandai besi yang memukul dan membakar besi untuk dibentuk sesuai seleranya. Lebih-lebih jika si anak merasa perlu untuk memberontak atau menolak karena tidak sesuai dengan kemampuannya atau seleranya. Jika ini masih ditambah dengan respon orangtua yang negatif, misalnya ngomel, mengancam, atau memboikot uang saku, bukan tidak mungkin anak terkena depresi. Menurut teori parenting-nya, pola asuh ini biasa disebut otoritarian.

Depresi & Percobaan Bunuh Diri

Di masyarakat kita, jangan kan bunuh diri, percobaan bunuh diri saja sudah termasuk kejadian luar biasa (extraordinary cases). Lebih-lebih jika itu remaja yang melakukannya. Ini mungkin agak beda dengan di Jepang, seperti yang dijadikan landasan temuan Durkheim tentang bunuh diri (Suicide, 1897). Di Jepang, ada fenomena bunuh diri yang disebut altruistic suicide atau praktek bunuh diri yang terjadi karena adanya ikatan dan tuntutan masyarakat sekitar (tradisi).

Meski termasuk kejadian luar biasa atau eksepsional, tetapi sebagai wawasan tidak ada salahnya juga kalau kita mulai menyadari bahwa hubungan antara remaja, depresi, dan percobaan bunuh diri adalah sesuatu yang memiliki penjelasan cukup rasional. Ini tidak hanya terjadi di negara luar sana. Di kita pun begitu. Kesalahan orang dewasa, kata Kak Seto dan kawan-kawan, adalah meremehkan atau tidak menyadarinya.

Bentuk sikap meremehkan itu misalnya kita berpikir bahwa remaja itu tidak mungkin terkena stress apalagi depresi. "Apa sih yang dipikirin mereka? Makan tinggal makan, uang tinggal minta, cinta belum saatnya, mau apa-apa tinggal bilang ke orangtua?" Dengan bersikap seperti itu, maka sangat mudah kita membiarkan mereka menyusuri jalan gelap sendirian. Atau bahkan malah menekan mereka sehingga terjadi akumulasi depresi.

Berbagai surat kabar atau televisi sudah sering menayangkan praktek dan percobaan bunuh-diri yang dilakukan remaja. Terkadang sebabnya sepele menurut kita. Mungkin, karena sudah mengakumulasi, akhirnya hal-hal yang sepele itu menjadi besar yang tidak disadari akibatnya. Di Jawa Timur misalnya ada remaja yang bunuh diri karena diputus pacar. Di Jawa tengah seorang remaja melakukan percobaan bunuh diri karena menghabiskan uang SPP. Di Bali, seorang remaja mau gantung diri karena nilai UN-nya jeblok dan takut dimarahi orangtua. Motif merek ada yang karena sudah buntu dan ada yang karena mencari perhatian.

Sejumlah faktor yang mendorong bunuh diri pada remaja*)

(1) Depresi berskala tinggi

(2) Penyalahgunaan narkoba

(3) Kehampaan dukungan orangtua

(4) Konflik hubungan

(5) Penyakit kejiwaan

(6) Gagal di sekolah

(7) Kehilangan orang tercinta dalam hidupnya

(8) Pengangguran (tidak sekolah, tidak kerja, tidak punya aktivitas apa-apa)

(9) Perfeksionis yang tidak rasional

*) Dari berbagai sumber

Dari observasi para ahli di lapangan, dan ini sudah sering ditayangkan di media, jarak antara mereka ingin melakukan percobaan dan takut melakukan percobaan, itu katanya sangat tipis dan biasanya hanya beberapa menit. Kenapa jarak menjadi tipis dan sebentar? Salah satu alasannya adalah karena depresi dan belum tahu bagaimana mengatasi depresi secara positif ditambah lagi dengan lingkungan yang kurang mendukung.

Dengan kata lain, kalau kita menyadari bahwa hubungan antara remaja, depresi, dan percobaan bunuh diri itu adalah sesuatu yang sangat mungkin relevan, maka kesadaran ini sangat berpotensi mendorong kita untuk lebih peduli, lebih hati-hati, dan lebih dekat. Ini akan beda dengan ketika kita terus berusaha menafikan atau me-masabodoh-kan. Biasanya, kalau kita sudah menganggap tidak ada sesuatu yang ada, antisipasi kita sulit untuk muncul.

Darimana Mulai Membantu Mereka?

Tentu, normalnya, tidak ada orangtua yang rela melihat anak remajanya terkena depresi. Stres pun kalau bisa jangan. Lebih-lebih sampai melakukan percobaan bunuh-diri. Membayangkannya saja sudah ngeri. Pertanyaan yang butuh jawaban adalah, apa saja yang bisa dilakukan orangtua agar si anak terhindar dari stress berat (depresi) atau bagaimana mengembangkan kemampuan anak dalam menghadapi kejutan buruk (sumber depresi) yang notebene itu adalah pengalaman baru bagi mereka?

Kalau melihat akar depresi, entah itu untuk remaja atau orangtua, depresi itu berakar dari ketidaksiapan dalam menghadapi kenyataan. Bedanya, orangtua sudah memiliki referensi banyak dalam menghadapinya, sementara remaja referensinya sedikit. Jika ini ditambah dengan sikap tidak peduli dari orangtua, sempurnalah kebingungannya. Beberapa tanda depresi yang bisa kita kenali pada kehidupan anak remaja antara lain:

* Ada perubahan yang sangat mencolok pada pola makan (malas makan atau ingin makan terus) dan pola tidur
* Mengalami perubahan mood secara dramatis, cepat marah, cepat tersinggung, cepat menyendiri atau terlalu reaktif
* Terlibat dalam penyalahgunaan narkoba
* Mengalami penurunan prestasi di sekolah
* Kurang bergairah untuk menciptakan masa depan yang cemerlang
* Menarik diri dari keluarga atau orang-orang yang dianggap mau mengontrolnya
* Menunjukkan aura keputusasaan, ketidakbahagiaan, atau rasa bersalah (takut)

Sikap peduli seperti apa yang dapat membantu mereka? Sebagai penegasan terhadap apa yang sudah kita ketahui, kita bisa melakukan langkah-langkah di bawah ini:

* Berbicaralah empat mata dan nyatakan perhatian dan kepedulian

Remaja biasanya malas kalau mendengar nasehat apalagi yang itu-itu melulu, namun jauh di lubuk hati mereka tetap membutuhkan perhatian dan kepedulian orang tua. Hanya saja, ukuran dan jenis perhatian dan sikap dalam menyatakan perhatian itu mungkin sudah mesti berbeda dari yang kita berikan ketika mereka masih anak-anak. Salah-salah, maksud baik kita malah di tolak hanya karena cara kita mengekspresikan kasih sayang, tidak pas dengan mereka. Ini bisa berbuntut panjang kalau orang tua salah menilai respon mereka sebagai wujud tidak sayang lagi pada orang tua. Tidak ada salahnya mencoba berbagai cara, sampai ketemu yang pas untuk kedua belah pihak.

* Jelaskan bahwa Anda mengamati tanda-tanda tertentu dan ingin mendengar penjelasannya

Menghadapi remaja, susah-susah gampang, perlu waktu dan kesabaran, tapi juga perlu logika rasional supaya orang tua tidak terbawa emosi atau salah menangkap arti. Kalau menghadapi remaja yang sedang sedih dan berubah menjadi pemurung, pendiam dan suka menarik diri, maka sikap dominan dan otoriter, memaksa mereka untuk berterus terang malah memperburuk hubungan. Sebaliknya, sikap terbuka membuat remaja melihat bahwa orang tua juga manusia. Kalau Anda cukup mau berbesar hati, Anda bisa menceritakan pengalaman buruk Anda di masa lalu, dan bagaimana rasanya waktu itu. Anda bisa cerita tanpa tendensi mempersuasi anak untuk mau cerita, atau mau "adu susah" dengan kesusahan anak. Yang Anda sampaikan intinya satu, yakni bahwa Anda mengerti bagaimana rasanya terpukul terbiru-biru, kecewa, sakit hati, shock, dsb karena Anda sudah pernah ada di sana ("it's good to have someone during this terrible time")

* Posisikan diri Anda untuk lebih mendengarkan

Oleh karenanya, menjadi teman dan penguat akan jauh lebih diperlukan dari pada sekedar nasehat apalagi menjadi hakim. Kehadiran Anda dengan sikap memahami, tanpa banyak berkata-kata pun, bagi mereka sesuatu yang menenangkan.

* Ajukan pertanyaan yang mendorong mereka untuk bercerita (eksploratif)

Namun kita sendiri juga harus siap mental dan emosional untuk menghadapi cerita anak. Mungkin anak merasa takut bercerita dan cemas jangan-jangan dia akan kena marah. Kalau Anda bisa menguasai diri dan bersikap rasional, Anda bisa melihat masalah yang dia ceritakan dengan obyektif dan kepala dingin. Anda bisa memisahkan antara perasaan Anda dengan solusi yang harus di ambil. Hargai keterbukaan dan kejujuran anak, karena bagi mereka yang mengalami depresi, bercerita dan berekspresi adalah hal yang sangat sulit.

* Pancinglah bagaimana solusi yang ia pikirkan dan bantulah mereka dengan sejumlah alternatif / solusi

Dengan memancing pola pikir anak untuk mencari solusi yang rasional, kita membimbing pola pikir anak keluar dari situasi "tidak ada jalan keluar" yang selama itu ada di dalam pikirannya. Jika anak ragu untuk mengambil keputusan, berikan pandangan mengenai plus minus tiap alternative yang ada, namun berikan keyakinan bahwa orang tua akan membantu mereka menghadapi apapun yang terjadi.

* Pikirkan langkah untuk mendapatkan bantuan profesional jika dibutuhkan

Hal-hal di atas bisa dilakukan selama stress dan depresi yang dialami belum dalam taraf berat, dimana anak masih bisa berkomunikasi dan mengekspresikan perasaannya. Namun, ada pula yang mengalami depresi berat hingga membutuhkan penanganan professional, seperti konselor atau psikolog yang bisa membantunya mengatasi depresinya setahap demi setahap sambil meluruskan kembali pola pikir yang keliru serta mengembalikan tujuan dan semangat hidupnya.

* Menghargai anak dan mempelajari kontribusi diri dalam masalah yang terjadi

Berpikirlah bahwa mereka itu adalah amanat (barang berharga yang dititipkan Tuhan) kepada kita, bukan berpikir sebagai pemilik sehingga memudahkan kita menjadi otoriter atau menekan dari atas. Ada kalanya, masalah yang membuat mereka depresi itu lah yang bisa membebaskan mereka dari belenggu pola pikir yang keliru. Ini semua kembali dari bagaimana orang tua menilai masalah yang dihadapi oleh anak. Jika kita merasa paling benar, maka most likely kita akan menilai masalah yang dihadapi anak kita 100% akibat kesalahan anak. Namun, jika kita berpikir hati-hati, bisa jadi kita sendiri kaget karena menyadari kontribusi kita terhadap masalah ini. Sehingga kita tidak bisa menyalahkan anak begitu saja, tapi mari sama-sama koreksi diri agar semua pihak bisa menemukan jalan yang lebih benar untuk mencapai tujuan hidup.

Sedangkan untuk memperkuat kemampuan mereka dalam menghadapi realitas, langkah yang bisa kita lakukan antara lain:

* Libatkan mereka dalam tanggungjawab atau peranan tertentu yang membuat mereka merasa berharga dan dihargai orangtua. Mulailah melibatkan mereka ke dalam beberapa keputusan keluarga

* Berilah kesempatan untuk belajar dari pengalaman hidupnya, namun tetap terkontrol dan proporsional: tidak terlalu dilepas dan juga tidak terlalu didikte

* Terus tanamkan nilai dengan cara yang kreatif. Bisa nilai agama atau kearifan lain. Namun cara paling efektif untuk menanamkan nilai, justru dari memberi contoh kongkrit melalui kehidupan yang kita jalankan sehari-hari. Bagaimana cara kita menghadapi masalah dan apa makna masalah buat kita, apa makna kegagalan dan bagaimana menyikapinya, itu semua akan jadi ajaran nilai kalau anak melihat langsung dari orang tuanya. Nilai yang kita tanamkan itu sama seperti benih yang kita sebar. Suatu saat, pasti akan tumbuh. Bedanya, ada yang cepat dan ada yang lambat. Jangan sampai kita cepat give up dalam menanamkan nilai karena merasa tidak didengar atau sering ditolak

* Tantanglah dengan berbagai rangsangan positif untuk memperbaiki logika, kreativitas dan kepercayaan-dirinya. Misalnya memberi bahan bacaan, mendiskusikan isu, mengembangkan bakat, dan lain-lain. Bahkan, dengan cara melibatkan mereka dalam keputusan keluarga, hal itu juga membantu logika dan kreativitas mereka.

* Jangan lupa menempuh cara-cara yang non-empiris, misalnya mendoakan mereka, menjauhkan mereka dari dana yang tidak halal, memperbanyak sedekah (menolong orang lain) atau menjalin silaturahmi dengan keluarga.

Semoga bermanfaat
Sumber: www.e-psikologi.com

Tips Karier : Berjabatan Tangan Yang Efektif

Berjabatan tangan sudah menjadi bagian ritual dunia usaha. Mungkin anda menganggap tidak terlalu perlu dipikirkan panjang-panjang, tetapi tidak bagi orang yang sedang berjabatan dengan anda. Sikapnya dalam berjabatan menampilkan sebagian besar kesannya terhadap anda. Ingatkah anda bagaimana kesalnya anda bila berjabatan tangan dengan orang yang memberikan jabatan yang amat lemah lunglai atau sebaliknya terlalu keras bersemangat. Jangan sampai anda dikategorikan sebagai orang yang tidak mengesankan baik saat berjabatan tangan. Berikut ini ada beberapa tehnik berjabatan tangan:


1--Tataplah mata lawan bicara anda saat berjabatan tangan dengannya. Tidak ada yang lebih mengacuhkan selain jabatan tangan tanpa tatapan mata. Ini menunjukkan rasa tidak hormat atau tidak tertarik. Dengan menatap lawan bicara saat berjabatan, anda menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan diri.

2--Berjabat-tanganlah dari telapak ke telapak. Jangan berjabatan tangan dengan mempertemukan dari jari ke jari, atau telapak dengan jari. Dengan berjabatan-tangan dari telapak ke telapak akan memberikan perasaan bersahabat dan tidak meninggalkan perasaan yang tidak nyaman atau terluka.

3--Jangan terlalu akrab. Beberapa orang bertindak berlebihan dengan menarik tangan lawan dan secara keras mengayunkan ke atas ke bawah. Jabat tangan semacam ini sama dengan "mulutbesar". Bersikaplah percaya diri, jangan membuat orang lain kesal.

4--Sadarlah akan keterbatasan phisik seseorang. Orang jompo, cacat atau penderita arthitis mungkin memiliki tulang yang lemah dan keterbatasan gerak. Melukai sesorang saat berjabatan tangan mungkin justru menutup pintu bukannya membuka pintu hubungan yang baik.

5--Ingatlah untuk menciptakan jabat tangan yang bermakna. Jika anda berjabatan tangan lalu dengan segera menarik tangan anda dan melanjutkan pembicaraan seolah-olah tidak terjadi apa-apa, maka orang akan menganggapnya sebagai jabatan tangan yang tak berarti dan tidak tulus. Berikan pada lawan anda beberapa saat untuk menunjukkan perhatian anda melalui kontak mata atau pembicaraan sebelum anda menarik tangan anda. Mereka akan merasa bahwa mereka sedang bertemu dengan orang yang layak.

(diadaptasi dari Daily Tips, Deek McAleer, Dreamlife)

Tips Karier: Memulai Hari dengan Cerah

Hari yang cerah bukan ditandai dengan matahari yang bersinar terang atau udara yang sejuk, melainkan dari hati dan pikiran yang segar. Kecerahan suatu hari dimulai dari diri anda sendiri. Kita tahu bahwa sesuatu yang dimulai dengan baik merupakan separuh dari pencapaian tujuan.Karena itu, memulai aktivitas hari ini dengan kecerahan suasana adalah modal besar untuk menyelesaikan hari dengan baik pula. Bagaimana memulai hari dengan cerahsangat dipengaruhi oleh pola hidup kita. Berikut beberapa tips ringan agar kita bisa memulai hari dengan cerah :

1. Mulailah dari malam hari.
Kita tak bisa berharap bangun dengan segar jika dimalam harinya tak cukup tidur nyenyak. Hari esok yang cerah dimulai dari malam ini. Bila andamasih mempunyai masalah, yakinlah masih ada waktu esok untuk menyelesaikannya lebih baik lagi. Malam ini, beristirahatlah sebaik-baiknya.

2. Bangun pagi lebih pagi.
Bangunlah lebih pagi daripada terbitnya matahari. Jumpai keheningan dan kesunyian. Pagi buta adalah saat yang tepat untuk menemukan sisi damai dalam diri anda.

3. Damaikan pikiran dan tentramkan jiwa
Jangan terburu melakukan aktivitas. Resapi saja suasana pagi yang damai ini. Berdoa, sampaikan syukur atas hidup yang masih diberikan pada kita dan bersaat teduh.

4. Segarkan tubuh.
Minum air. Hirup aroma teh atau kopi yang menyegarkan. Berjalan-jalanlah keluar. Pompa udara banyak-banyak ke dalam paru-paru. Lakukan olahragaringan, Mandi dengan air segar. Bersihkan tubuh baik-baik. Tetaplah mengingat janji anda tadi pagi untuk melakukan sesuatu yang berguna bagi semesta hari ini.

5. Dapatkan sarapan secukupnya.
Isi perut anda secukupnya. Sarapan yang baik adalah modal untuk kebugaran tubuh anda sepanjang hari. Jangan asal kenyang, namun cukupkan kebutuhan energi dan gizi.

6. Sapalah orang-orang yang anda jumpai.
Terbarkan senyum. Tak peduli apakah matahari bersinar cerah atau mendung menggayut, sapalah orang-orang yang anda jumpai. Tanyakan kabar mereka, maka jangan terkejut jika mereka pun akan membalas senyum anda.

7. Jangan mengeluh
Apa pun yang terjadi, entah itu hari hujan, jalanan macet, kereta datang terlambat, kendaraan mogok, atau apa pun yang terjadi, terimalah semua ituapa adanya.In everything, give thanks.

Lets Think Like A Child

Anak saya yang pertama, punya sebuah buku impian yang ditulis diam2 di kamarnya. Kemarin, saya memperoleh privilege untuk membaca buku impian nya. Dan saya cukup kaget dengan apa yang ditulis anak saya. Isinya dahsyat. Mulai dari nama SMP favorit (dengan tulisan besar2 dibawahnya: Diterima!), nilai yang ingin dicapai lulus SD nanti, dengan siapa dia ingin menikah (ya, padahal dia baru 11 tahun), keinginan punya pesawat terbang sendiri, rumah di Hollywood dan Itali, bahkan dicantumkan juga punya uang sebesar $ 96 trilyun. Ya, dia menulis dalam dollar dan nol dua belas. Bapak nya saja tidak berani bermimpi se-dahsyat itu. Hampir saja saya nyletuk: Emang kamu siapa? Paris Hilton?

@ Lets Think Like A Child $

Saya jadi teringat cerita ikon internet marketing Indonesia , Anne Ahira, sewaktu mengikuti seminar internet marketingnya beberapa waktu lalu. Ahira kecil juga adalah pengkhayal yang hebat. Saking ingin nya keliling dunia, ia pernah menempelkan foto diri nya di kalender yang berisi gambar2 kota dunia. Jadi waktu kecil Ahira sudah punya foto dirinya didepan obyek wisata dunia, seperti misalnya di depan Golden Gate , Menara Eiffel, dsb. Gambar-gambar tadi di fotocopy dan ditempel di dinding. Ahira kecil ngotot, sekalipun Ibu nya mencoba meyakinkan bahwa keliling dunia hanyalah mimpi bagi anak seorang buruh pabrik dan penjual gado-gado.

Dan belakangan, Ahira dan Ibu nya menangis terharu setelah melihat foto Ahira yang dimuat di Kompas yang menggambarkan dia sedang di depan Golden Gate . Pose nya sama persis dengan foto khayalan Ahira sewaktu kecil. Luar biasa. Thoughts become Things.

Pikiran anak-anak memang sangat jernih. Saya yakin sewaktu kecil kita semua berani bermimpi dengan segala kepolosan kita. Tanpa ada ketakutan-ketakutan apakah mimpi kita akan menjadi nyata atau tidak. Barangkali konsep-konsep seperti: berpikir positif, law of attractions, dsb. sebenarnya sudah diinstall oleh Tuhan di otak kita semua sejak kita lahir. Hanya lambat laun pikiran jernih tadi hilang. Hingga saat kita dewasa, seringkali sangat sulit untuk diinstall ulang.

Anak-anak berpikir dengan cara yang berbeda dengan kita. Ada sebuah cerita, seorang konsultan yang sedang membantu memecahkan masalah di sebuah perusahaan yang sudah listed di bursa suatu ketika ikut menghadiri manajemen meeting untuk memecahkan suatu masalah. Sang konsultan membuat sebuah titik di papan tulis. Dan bertanya:gambar apa ini?. Seluruh anggota manajemen kompak dengan jawaban:sebuah titik hitam di papan tulis putih. Sang konsultan tiga kali mengulang pertanyaan yang sama, dan mendapat jawaban yang sama. Sang konsultan pun geleng-geleng kepala.Kemarin saya menanyakan pertanyaan yang sama di sebuah TK, dan mendapat 50 jawaban yg berbeda... Ya, bagi anak-anak, titik hitam tadi dapat menjadi mata seekor burung, bola semut, lalat nemplok, dsb. Kreatifitas para pemimpin puncak perusahaan tadi kalah jauh dengan anak TK. Padahal kreatifitas sangat diperlukan dalam memecahkan masalah.

Tidak heran jika Picasso sampai pernah berkata: Every child is an artist. The challenge is to remain an artist after you grow up. Ya, pelan-pelan kita berubah menjadi orang dewasa dengan meniadakan kehebatan cara berpikir anak-anak yang super kreatif itu.

Menurut pengamatan saya, anak-anak ternyata selalu menerapkan 3B yang seringkali sudah kita lupakan:

Berimajinasi

Anak-anak adalah gudang nya imajinasi. Hari ini mereka bisa menjadi guru, besok menjadi perawat, besok lagi menjadi pembalap, dsb. Hari ini bisa perang-perangan di tengah hutan, besok bisa di dalam pesawat angkasa. Imajinasi ternyata sangat penting dalam dunia pemasaran. Saya teringat cerita salah seorang teman saya yang pekerjaannya seorang marketer. Sebelum merumuskan strategi marketing. Bahkan jauh pada saat produk baru sedang di rumuskan, tim mereka berimajinasi.

Misalnya dengan membayangkan bahwa produk tadi adalah sesosok manusia. Berapa umurnya, apa hobby nya, pekerjaanya, kemana kalau hang-out, minumnya apa, makanya apa, dst. Ini yang kemudian menjadi bahan untuk mengembangkan materi-materi iklan. Karena sudah memiliki imajinasi tentang karakter produk tadi, maka penyusunan program marketing menjadi lebih mudah.

Buat anak-anak, tidak ada yang tidak mungkin. Imajinasi mereka spontan dan tidak terlalu memikirkan the how nya. Karena bagi anak-anak semuanya mungkin terjadi. Justru orang dewasa yang sering menyabotase pikiran jernih mereka dengan kata2: ah, mana mungkin.Bayangkan kalau cara berimajinasi anak-anak ini kita terapkan dalam menetapkan visi kita kedepan. Kita tidak akan diganggu dengan pikiran-pikiran negatif ah mana mungkin tadi.

Bermain

Bagi anak-anak semuanya hanyalah permainan. Dengan demikian tidak ada masalah bagi anak-anak. Semua hal bisa dilihat dari sisi yang menyenangkan. Lihat saja, sewaktu bencana banjir di Jakarta yang baru lalu, anak-anak yang justru ceria bermain di tengah banjir. Anak-anak lebih pandai melihat sisi menyenangkan dari setiap persoalan. Coba kalau ini kita terapkan dalam keseharian. Betapa persoalan akan lebih mudah kita hadapi. Semua menjadi permainan yang menyenangkan.

Saya dulu punya teman yang hampir putus asa karena punya banyak hutang. Saya juga sudah bingung mau ngomong apa. Ketika saya ucapkan kata-kata: its just a game man ., ternyata dia langsung bangkit kembali. Dia mendapat inspirasi bahwa bisnis yg dia jalani toh hanyalah permainan. Bahwa skor nya saat ini minus, hanyalah skor, dan mulai sekarang dia bisa bermain lebih bagus untuk mendapay skor yang lebih besar. Its just a game. And its fun!

Belajar

Siapa bilang anak-anak malas belajar. Justru mereka belajar setiap waktu. Saya pernah baca berita suatu penelitian di MIT yang menyimpulkan bahwa cara belajar anak2 itu seperti para scientist. Mereka sangat tertarik hubungan kausalitas. Bagaimana kalau saya melakukan ini, apa reaksi nya. Ini adalah dasar eksperimen. Dan banyak eksperimen yang mereka lakukan. Bagaimana kalau mobil-mobilan ini ban nya dicopot? Bagaimana kalau rambut boneka Barbie ini dipotong, dsb. Rasa ingin tahu yang besar ini, sebenarnya bisa menjadi pendorong kesuksesan yang luar biasa jika kita pertahankan hingga dewasa.

Anak-anak belajar secara alamiah untuk menjadi lebih baik. Seorang bayi yang belajar berjalan, setiap kali jatuh akan bangkit kembali. Berapa kali seorang anak terjatuh dari sepeda? Apakah dia akan berhenti dan meratap. Tidak, dia akan tertawa, bangkit lagi, dan bersepeda lebih baik. Ini adalah proses belajar yang luar biasa. Berani mencoba, berani jatuh dan berani mengevaluasi diri, ini yang sayangnya sering hilang pada saat kita menjadi manusia dewasa.

Jadi, kalau Anda sekarang adalah anak-anak, Anda mau menjadi siapa? Menjadi Spiderman? Batman? Donald Trump? Atau mau jadi Paris Hilton? Selamat berimajinasi.

sumber : milis Bayi-Kita